Gambar: Wereng |
Apa
Itu??.....
Hama tumbuhan adalah organisme sejenis serangga yang
menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan menjadi
terganggu. Beberapa hama yang menyerang tumbuhan antara lain adalah tikus,
walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
1.
Tikus
Tikus merupakan hama
yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan karena tikus
sulit dikendalikan, selain itu juga karena tikus memiliki daya adaptasi,
mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa
reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak.
Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia.
Tikus sangat aktif di malam hari.
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang
disarang tidak hanya biji-bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat
para tikus kuat memakan biji-bijian sehingga merugikan para petani adalah gigi
serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk memakan biji-bijian.
Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di
semak-semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut
diserang tikus.
2. Wereng
Wereng adalah sejenis
kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian
kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat dikendalikan melalui
pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun
dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus
hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1
– 2 bulan. Selain itu juga bias melalui pengandalian kimia, yaitu dengan
menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk
dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif,
efisien, dan aman bagi lingkungan.
3. Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa
acuta) merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini
jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini
berwarna hijau kemerah-merahan. Walang sangit menghisab butir-butir padi yang
masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
Kulit biji itu akan berwarna kehitam-hitaman. Faktor-faktor yang mendukung
populasi walang sangit antara lain sebagai berikut:
a.
Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
b.
Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c.
Penanaman tidak serentak
Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan
dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya
hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji-biji yang
sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna
karbohidrat.
4. Ulat
Kupu-kupu merupakan
serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu-kupu
meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa
sebut larva kupu-kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan
bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat
hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
5. Tungau
Tungau (kutu kecil)
bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini
banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul
bercak-bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini
dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun-daun yang terserang hama pada suatu
tempat dan dibakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar